News

Kadin DKI Mendesak Solusi Konkret Atasi Dampak Regulasi Tambang pada Sektor Konstruksi

8 December 2025
09:45 WIB
Kadin DKI Mendesak Solusi Konkret Atasi Dampak Regulasi Tambang pada Sektor Konstruksi
sumber gambar: cloud.jpnn.com
Kamis (4/12), Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta melalui Bidang Konstruksi dan Infrastruktur menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) penting di Sekretariat Kadin DKI Jakarta. Acara ini mengangkat tajuk krusial “Regulasi Tambang Guncang Sektor Konstruksi – Kadin Jakarta Dorong Pulihkan Ekosistem Industri Konstruksi” untuk membahas dampak kebijakan pertambangan terhadap industri pembangunan. FGD ini bertujuan untuk merumuskan langkah-langkah strategis guna memulihkan stabilitas dan pertumbuhan sektor konstruksi yang vital bagi perekonomian nasional. Inisiatif Kadin DKI Jakarta ini menandai komitmen kuat untuk mencari jalan keluar atas tantangan regulasi yang kian kompleks. Dialog ini menjadi forum utama untuk menyuarakan kekhawatiran dan mengusulkan solusi inovatif.

Dampak regulasi tambang yang baru-baru ini diterapkan dilaporkan telah menciptakan guncangan signifikan pada rantai pasokan bahan baku konstruksi. Pembatasan atau perubahan perizinan terkait ekstraksi material seperti pasir, batu, dan agregat telah mengakibatkan kelangkaan dan lonjakan harga yang substansial. Situasi ini secara langsung mempengaruhi biaya proyek infrastruktur dan pembangunan gedung, baik milik pemerintah maupun swasta, berpotensi menunda penyelesaiannya. Sektor konstruksi, yang merupakan salah satu tulang punggung perekonomian dengan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja, kini menghadapi ancaman serius terhadap keberlanjutannya. Kesulitan mendapatkan material esensial ini mengancam target pembangunan nasional yang telah ditetapkan.

FGD yang diprakarsai Kadin DKI Jakarta ini menjadi platform strategis untuk mengidentifikasi akar masalah dan mengumpulkan masukan dari berbagai pemangku kepentingan. Ketua Bidang Konstruksi dan Infrastruktur Kadin DKI Jakarta menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan akademisi dalam merumuskan solusi adaptif. Tujuan utama adalah menghasilkan rekomendasi kebijakan yang konkret dan berkelanjutan, bukan hanya sebagai respons jangka pendek, tetapi juga sebagai peta jalan jangka panjang untuk ekosistem konstruksi yang lebih tangguh. Kadin berkomitmen untuk memastikan bahwa suara para pengusaha konstruksi didengar dan dipertimbangkan dalam setiap kebijakan yang berdampak langsung pada operasional mereka. Forum ini diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara regulasi dan implementasi di lapangan.

Partisipasi dalam FGD tersebut melibatkan beragam pihak, termasuk perwakilan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), asosiasi kontraktor, pemasok material, serta pakar hukum dan ekonomi. Diskusi intensif difokuskan pada upaya harmonisasi regulasi yang ada agar tidak menimbulkan disrupsi berlebihan pada sektor konstruksi. Pentingnya sinergi antarlembaga pemerintah dan pelaku usaha ditekankan untuk menciptakan iklim investasi yang stabil dan prediktif. Pendekatan holistik diperlukan untuk menyeimbangkan kebutuhan lingkungan dengan imperatif pembangunan ekonomi. Seluruh pihak sepakat bahwa komunikasi terbuka adalah kunci untuk mengatasi tantangan yang kompleks ini secara efektif.

Salah satu isu utama yang mengemuka adalah interpretasi dan implementasi regulasi yang kadang kala kurang seragam di tingkat daerah, memperburuk ketidakpastian bagi pelaku usaha. Peraturan baru yang bertujuan untuk mendorong praktik pertambangan berkelanjutan, meskipun penting, seringkali belum disertai dengan mekanisme transisi yang memadai. Hal ini menyebabkan perusahaan konstruksi kesulitan dalam perencanaan pengadaan material dan estimasi biaya proyek. Beberapa proyek vital, seperti pembangunan jalan tol baru, perumahan rakyat, dan fasilitas publik lainnya, menghadapi risiko penundaan signifikan. Kenaikan harga material dasar, seperti semen dan baja yang juga terdampak tidak langsung, semakin memperparah beban operasional kontraktor.

Dalam FGD, Kadin DKI Jakarta mengusulkan beberapa rekomendasi kunci, termasuk perlunya revisi atau penyesuaian regulasi tambang agar lebih ramah terhadap keberlanjutan sektor konstruksi. Usulan lain mencakup penetapan masa transisi yang jelas untuk implementasi regulasi baru, penyediaan database sumber material yang transparan dan mudah diakses, serta fasilitasi izin yang lebih efisien. Kadin juga mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan insentif bagi perusahaan yang mengadopsi bahan baku alternatif atau metode konstruksi yang lebih efisien. Dialog rutin antara pemerintah dan industri diharapkan dapat terus berlanjut guna memantau dampak regulasi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Solusi ini ditargetkan untuk menciptakan kepastian usaha yang lebih baik di masa depan.

Pemulihan dan penguatan ekosistem industri konstruksi bukan hanya tentang menjaga keberlangsungan bisnis, tetapi juga tentang mendukung agenda pembangunan nasional secara keseluruhan. Sektor ini adalah motor penggerak penciptaan lapangan kerja, peningkatan infrastruktur yang krusial untuk konektivitas dan daya saing, serta penarik investasi. Jika sektor konstruksi terhambat, dampaknya akan terasa di banyak lini ekonomi, mulai dari sektor manufaktur bahan bangunan hingga jasa transportasi. Kadin DKI Jakarta menekankan bahwa stabilitas harga dan ketersediaan material adalah prasyarat fundamental bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, langkah konkret dari pemerintah sangat dinantikan untuk menjaga momentum pembangunan.

Kadin DKI Jakarta berharap bahwa masukan dan rekomendasi yang dihasilkan dari FGD ini dapat segera ditindaklanjuti oleh pihak-pihak berwenang. Diperlukan respons cepat dan terkoordinasi untuk mencegah dampak negatif yang lebih luas pada sektor konstruksi dan perekonomian secara keseluruhan. Kadin akan terus memantau perkembangan situasi dan siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang adil dan berpihak pada pertumbuhan ekonomi. Komitmen bersama dari semua elemen bangsa diperlukan untuk memastikan bahwa sektor konstruksi dapat terus berkontribusi maksimal pada kemajuan Indonesia. Keberhasilan dalam mengatasi tantangan regulasi ini akan menjadi indikator penting bagi iklim investasi yang sehat.

Referensi: www.jpnn.com