Viral Video Banjir Sumatera Terangkut Ribuan Kayu, DPR Desak Pemerintah Tegas
1 December 2025
13:32 WIB
sumber gambar : surabaya.tribunnews.com
Bencana banjir bandang yang melanda beberapa wilayah di Sumatera baru-baru ini menyisakan keprihatinan mendalam bagi masyarakat dan para pemangku kepentingan. Video dan foto yang beredar luas di media sosial menunjukkan pemandangan mengerikan, di mana arus deras banjir tidak hanya membawa lumpur dan puing, tetapi juga ribuan gelondongan kayu berukuran besar. Fenomena ini segera memicu perhatian publik terhadap dugaan praktik perusakan lingkungan yang mungkin menjadi akar masalah, terutama terkait asal-usul kayu-kayu tersebut.
Potongan-potongan visual yang viral tersebut memperlihatkan bagaimana gelondongan kayu itu hanyut bersama derasnya air, seolah menjadi saksi bisu atas kerusakan hutan di hulu sungai. Pemandangan ini sontak menimbulkan beragam spekulasi dan kekhawatiran di kalangan netizen serta pemerhati lingkungan. Mereka mempertanyakan bagaimana ribuan kayu gelondongan bisa berada di jalur air banjir, mengindikasikan kemungkinan adanya aktivitas penebangan liar atau deforestasi besar-besaran yang tidak terkendali di daerah tangkapan air.
Menanggapi situasi yang meresahkan ini, seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI telah mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan tegas dan komprehensif. Desakan ini bukan hanya sebatas investigasi, melainkan juga penegakan hukum yang adil terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam praktik ilegal yang merusak lingkungan. Anggota dewan tersebut menekankan pentingnya pemerintah untuk tidak menutup mata terhadap indikasi pelanggaran serius yang dapat memperparah dampak bencana alam di masa mendatang.
Pemerintah diharapkan segera mengidentifikasi asal-usul pasti dari ribuan gelondongan kayu yang terbawa banjir tersebut. Dugaan kuat mengarah pada aktivitas ilegal logging atau perambahan hutan untuk perkebunan, yang lazim terjadi di beberapa daerah di Sumatera. Praktik-praktik ini secara signifikan mengurangi daya serap air tanah dan meningkatkan risiko erosi, sehingga ketika curah hujan tinggi, banjir bandang tak terhindarkan dan membawa serta material yang ada di lereng bukit atau tepian sungai.
Keberadaan kayu-kayu gelondongan ini tidak hanya menjadi indikator kerusakan lingkungan, tetapi juga berpotensi memperparah dampak banjir itu sendiri. Kayu-kayu tersebut dapat menyumbat aliran sungai, merusak infrastruktur jembatan dan bangunan, serta membahayakan keselamatan warga yang berada di jalur banjir. Oleh karena itu, tindakan tegas yang diminta oleh DPR harus mencakup upaya pencegahan di hulu, pemulihan ekosistem, serta sanksi hukum yang berat bagi para pelaku.
Langkah-langkah preventif harus diutamakan, termasuk peningkatan pengawasan hutan, penegakan hukum yang konsisten, dan program reboisasi yang masif di daerah-daerah rawan. Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan juga menjadi kunci untuk membangun kesadaran kolektif. Tanpa intervensi yang serius dan berkelanjutan, ancaman bencana serupa dengan dampak yang lebih parah akan terus menghantui wilayah Sumatera.
Situasi ini menjadi pengingat penting bagi seluruh elemen bangsa bahwa pembangunan harus selalu selaras dengan keberlanjutan lingkungan. Pemerintah pusat dan daerah perlu berkolaborasi erat untuk menyusun strategi jangka panjang dalam pengelolaan hutan dan sumber daya alam. Mendesaknya kasus ini harus menjadi momentum untuk evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan kehutanan dan pertambangan yang berlaku, serta memastikan implementasinya benar-benar efektif di lapangan.
Akhirnya, desakan dari anggota DPR merupakan cerminan dari kekhawatiran publik yang meluas terhadap kerusakan lingkungan yang semakin nyata. Pemerintah memiliki tanggung jawab besar untuk tidak hanya merespon bencana setelah terjadi, tetapi juga mencegahnya dengan akar masalah. Penyelidikan transparan, penegakan hukum tanpa pandang bulu, dan rehabilitasi ekosistem yang rusak adalah langkah krusial demi masa depan yang lebih aman dan lestari bagi masyarakat Sumatera.