News

Analisis Citra Satelit Ungkap Kaitan Deforestasi dan Tambang Ilegal dengan Banjir Sumatera

3 December 2025
10:16 WIB
Analisis Citra Satelit Ungkap Kaitan Deforestasi dan Tambang Ilegal dengan Banjir Sumatera
sumber gambar: akcdn.detik.net.id
Gelombang duka akibat banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera baru-baru ini telah memicu investigasi mendalam dari berbagai pihak, termasuk masyarakat sipil.

Seorang netizen, memanfaatkan teknologi pemantauan satelit Google Earth, berhasil mengungkap adanya dugaan deforestasi masif dan aktivitas pertambangan ilegal di kawasan hulu sungai.

Temuan visual ini, yang kemudian menjadi viral di media sosial melalui akun seperti @lupispasar dan @arie0198, menunjukkan pola kerusakan lingkungan yang sangat jelas dan diduga kuat menjadi faktor pemicu utama bencana alam tersebut.

Penggunaan Google Earth memungkinkan perbandingan citra satelit dari waktu ke waktu, secara gamblang memperlihatkan perubahan signifikan pada tutupan hutan yang kini menjadi lahan gundul dan area bekas penambangan.

Kerusakan ekosistem di daerah hulu, seperti di wilayah Batangtoru yang kerap disebut-sebut, secara langsung mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air hujan.

Kehilangan vegetasi penutup tanah dan keberadaan lubang-lubang bekas tambang membuat air hujan langsung mengalir deras ke hilir, membawa serta material tanah dan bebatuan, yang kemudian bermuara pada banjir bandang dan tanah longsor yang menghancurkan.

Fenomena ini bukan sekadar bencana alam biasa, melainkan tragedi ekologis dan kemanusiaan yang diduga kuat diakibatkan oleh eksploitasi sumber daya alam yang tidak bertanggung jawab.

Masyarakat terdampak tidak hanya kehilangan tempat tinggal dan harta benda, tetapi juga harus menghadapi risiko kesehatan serta trauma psikologis yang mendalam, menambah daftar panjang duka di tengah upaya pemulihan.

Temuan dari netizen ini underscores pentingnya peran serta masyarakat dalam pengawasan lingkungan dan menuntut respons serius dari pemerintah serta aparat penegak hukum.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan otoritas terkait diharapkan dapat segera melakukan verifikasi lapangan terhadap dugaan ini dan mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku pertambangan ilegal serta perusak hutan.

Langkah preventif yang holistik, meliputi penegakan hukum yang kuat, rehabilitasi lahan, serta edukasi publik tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, harus segera diterapkan untuk mencegah terulangnya bencana serupa di masa depan.

Insiden ini menjadi pengingat pahit akan dampak destruktif dari aktivitas manusia yang abai terhadap kelestarian alam, serta menyoroti potensi besar teknologi dan peran aktif warga dalam mengungkap kebenaran demi keselamatan bersama.

Referensi: inet.detik.com