News

Menteri Bahlil Respon Tuduhan Tambang Emas Martabe Pemicu Banjir di Tapsel, Minta Investigasi Menyeluruh

8 December 2025
09:51 WIB
Menteri Bahlil Respon Tuduhan Tambang Emas Martabe Pemicu Banjir di Tapsel, Minta Investigasi Menyeluruh
sumber gambar: mediaindonesia.gumlet.io
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, baru-baru ini angkat bicara terkait tudingan yang menyebutkan operasional Tambang Emas Martabe sebagai salah satu penyebab utama bencana longsor dan banjir bandang di wilayah Sumatra Utara, khususnya Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel). Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya kekhawatiran publik serta desakan dari berbagai pihak untuk meninjau kembali dampak lingkungan dari aktivitas pertambangan skala besar. Bahlil menekankan pentingnya investigasi menyeluruh dan berbasis data untuk mengungkap akar permasalahan sebenarnya dari bencana alam tersebut. Ia juga menyoroti perlunya pendekatan yang komprehensif dalam melihat isu lingkungan yang kompleks, tidak hanya menunjuk satu entitas sebagai kambing hitam. Ini merupakan respons langsung dari pemerintah pusat atas isu sensitif yang telah memicu debat publik.

Tudingan terhadap Tambang Emas Martabe, yang berlokasi di Tapanuli Selatan, muncul setelah beberapa insiden banjir dan longsor parah yang menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur lokal serta kerugian materiil bagi warga. Masyarakat setempat, didukung oleh sejumlah aktivis lingkungan, menengarai adanya korelasi kuat antara aktivitas pembukaan lahan, penggundulan hutan di sekitar area konsesi tambang, dan peningkatan intensitas serta volume air saat hujan lebat. Mereka menduga bahwa perubahan bentang alam akibat operasi pertambangan dapat mengurangi daya serap tanah dan memicu erosi yang masif. Kondisi ini, menurut mereka, pada akhirnya memperburuk situasi hidrologis wilayah tersebut saat curah hujan tinggi, berbeda dengan kondisi sebelumnya. Kecurigaan ini mendorong desakan agar pemerintah melakukan audit lingkungan secara transparan dan independen terhadap perusahaan tambang.

Menanggapi tudingan tersebut, Menteri Bahlil menggarisbawahi pentingnya untuk tidak terburu-buru menyimpulkan penyebab tunggal dari bencana alam yang terjadi di Tapsel. Ia menegaskan bahwa setiap insiden lingkungan berskala besar seperti banjir dan longsor seringkali merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor, baik yang bersifat alamiah maupun antropogenik dari berbagai aktivitas. Pihaknya berjanji akan melakukan koordinasi intensif dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memastikan investigasi yang objektif. Bahlil juga mengingatkan bahwa tudingan tanpa dasar ilmiah yang kuat bisa merugikan iklim investasi di sektor pertambangan dan menciptakan ketidakpastian. Oleh karena itu, langkah hati-hati dan berbasis bukti harus menjadi prioritas utama.

Menteri Bahlil menekankan bahwa langkah pertama yang krusial adalah pengumpulan data dan analisis mendalam dari para ahli di bidang geologi, hidrologi, dan lingkungan. Ia berharap tim investigasi dapat bekerja secara independen untuk mengidentifikasi seluruh faktor pemicu, termasuk kemungkinan kontribusi dari deforestasi yang lebih luas, perubahan tata guna lahan di luar area tambang, hingga anomali cuaca ekstrem yang mungkin berperan. Hasil investigasi yang komprehensif ini diharapkan dapat memberikan gambaran utuh dan menjadi dasar bagi pengambilan kebijakan yang tepat di masa depan. Data ilmiah yang akurat akan sangat vital tidak hanya untuk mitigasi bencana, tetapi juga untuk regulasi pertambangan berkelanjutan. Transparansi dalam proses ini juga menjadi kunci untuk mengembalikan kepercayaan publik dan menjamin keadilan.

Pemerintah, melalui berbagai kementerian dan lembaga terkait, berkomitmen penuh untuk tidak mentolerir praktik pertambangan yang merusak lingkungan dan membahayakan keselamatan masyarakat. Bahlil menegaskan bahwa audit kepatuhan lingkungan terhadap seluruh pemegang izin usaha pertambangan akan terus diperketat, khususnya di daerah-daerah yang rawan bencana dan memiliki nilai ekologis tinggi. Koordinasi lintas sektor juga akan ditingkatkan guna memastikan implementasi mitigasi bencana yang efektif dan berkelanjutan, termasuk rencana rehabilitasi lahan kritis. Penegakan hukum bagi pelanggar standar lingkungan akan menjadi prioritas demi menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian alam yang wajib dipertahankan. Pemerintah berupaya menunjukkan keseriusan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.

Dengan demikian, pernyataan Menteri Bahlil Lahadalia menggarisbawahi urgensi penanganan isu lingkungan di Tapanuli Selatan secara komprehensif dan berbasis data ilmiah yang akurat. Pemerintah pusat berjanji akan melakukan penyelidikan mendalam untuk mengidentifikasi penyebab pasti longsor dan banjir bandang, tidak hanya berfokus pada satu faktor tunggal. Diharapkan hasil investigasi ini dapat menjadi landasan bagi kebijakan mitigasi bencana yang lebih efektif, serta memastikan bahwa seluruh aktivitas pertambangan di Indonesia dijalankan dengan prinsip kehati-hatian lingkungan yang maksimal dan bertanggung jawab. Publik menanti transparansi dan akuntabilitas penuh dari proses investigasi yang sedang berjalan ini, demi kejelasan dan solusi jangka panjang bagi masyarakat Tapsel. Ini adalah langkah penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap industri pertambangan.

Referensi: mediaindonesia.com