News

IHSG Merosot Tajam, Investor Asing Lakukan Penjualan Bersih Signifikan pada Kamis (11/12)

15 December 2025
11:46 WIB
IHSG Merosot Tajam, Investor Asing Lakukan Penjualan Bersih Signifikan pada Kamis (11/12)
sumber gambar : foto.kontan.co.id
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan hari Kamis, 11 Desember 2025, dengan performa yang kurang menggembirakan, ditutup di zona merah setelah mengalami tekanan jual yang cukup besar. Pelemahan indeks komposit ini menjadi sorotan utama di kalangan pelaku pasar, mengingat IHSG kerap dijadikan barometer utama kesehatan ekonomi nasional. Tekanan jual yang dominan sepanjang sesi perdagangan mengindikasikan adanya sentimen negatif yang mempengaruhi keputusan investasi. Para analis pasar mengamati dengan cermat dinamika pergerakan saham, terutama yang terkait dengan aktivitas investor asing yang signifikan. Situasi ini mendorong kebutuhan bagi investor untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan strategis di akhir tahun.

Penurunan IHSG pada hari tersebut tidak terlepas dari aksi jual bersih atau net sell yang dilakukan oleh investor asing dalam volume yang substansial. Fenomena ini seringkali menjadi indikator penting terhadap persepsi global mengenai prospek ekonomi Indonesia, serta dapat memicu kekhawatiran di pasar domestik. Ketika investor asing melepaskan kepemilikan saham dalam jumlah besar, hal itu dapat menciptakan efek domino, mendorong investor lokal untuk ikut melakukan profit taking atau mitigasi risiko. Data menunjukkan bahwa beberapa saham berkapitalisasi besar, atau blue chip, menjadi sasaran utama penjualan asing, sehingga memberikan beban berat pada pergerakan indeks. Perilaku ini mencerminkan potensi pergeseran portofolio global atau evaluasi ulang terhadap fundamental pasar.

Di antara saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing, saham sektor perbankan terkemuka seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) patut dicermati secara khusus. Sebagai salah satu saham dengan bobot terbesar di IHSG, pergerakan BBRI memiliki dampak signifikan terhadap keseluruhan indeks, sehingga penjualannya oleh asing secara masif dapat mempercepat laju penurunan IHSG. Aksi jual pada saham bank-bank besar seringkali diartikan sebagai sinyal kehati-hatian terhadap sektor keuangan atau bahkan ekonomi makro secara keseluruhan. Ini menggarisbawahi pentingnya memantau saham-saham inti yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Performa BBRI pada hari itu mencerminkan sensitivitas pasar terhadap sentimen investor institusional global.

Beberapa faktor diduga menjadi pemicu aksi net sell asing ini, termasuk potensi penyesuaian kebijakan ekonomi oleh pemerintah Indonesia yang akan datang, maupun kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global di tahun mendatang. Kondisi geopolitik regional dan global juga tidak jarang turut mempengaruhi keputusan investasi, khususnya dari investor mancanegara yang memiliki eksposur pada berbagai pasar. Spekulasi mengenai kenaikan suku bunga acuan global atau perlambatan ekonomi negara-negara maju bisa jadi mendorong investor asing untuk mengamankan keuntungan atau merelokasi dananya ke aset yang dianggap lebih aman. Oleh karena itu, para pelaku pasar terus memantau setiap perkembangan baik dari dalam maupun luar negeri.

Menyikapi kondisi pasar yang bergejolak, para analis dan konsultan investasi mengeluarkan berbagai rekomendasi bagi para investor. Pendekatan yang lebih konservatif dan selektif disarankan, dengan fokus pada saham-saham yang memiliki fundamental kuat dan valuasi yang menarik setelah mengalami koreksi. Diversifikasi portofolio tetap menjadi strategi kunci untuk meminimalkan risiko di tengah ketidakpastian pasar. Investor disarankan untuk tidak panik dan memanfaatkan volatilitas pasar untuk melakukan akumulasi secara bertahap pada saham-saham pilihan. Mempelajari tren pasar dan cermat dalam memilih saham menjadi krusial di tengah dinamika saat ini.

Dengan ditutupnya perdagangan Kamis (11/12/2025) dalam kondisi merah, pasar saham Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan momentum positif menjelang penutupan tahun. Investor diharapkan untuk terus memantau pergerakan modal asing serta perkembangan kebijakan ekonomi domestik yang dapat mempengaruhi sentimen pasar. Meskipun terjadi tekanan jual asing, potensi rebound selalu ada, terutama jika ada berita positif dari sisi ekonomi atau kebijakan pemerintah. Prospek jangka panjang ekonomi Indonesia tetap menjanjikan, namun volatilitas dalam jangka pendek akan tetap menjadi bagian dari dinamika pasar. Kesabaran dan analisis yang mendalam akan menjadi kunci keberhasilan investasi di tengah kondisi yang fluktuatif ini.

Referensi: investasi.kontan.co.id