PBNU Diguncang Isu Penetrasi Zionis, Rais Syuriyah Sebut Konsesi Tambang Hanya Bunga-Bunga
15 December 2025
11:51 WIB
sumber gambar : akcdn.detik.net.id
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Muhammad Cholil Nafis, membuat pernyataan mengejutkan dengan mengindikasikan adanya "penetrasi dari Zionis" sebagai akar masalah utama di tubuh PBNU. Pernyataan tersebut muncul di tengah polemik sengit mengenai konsesi pengelolaan tambang yang belakangan ini menjadi sorotan publik. Cholil menegaskan bahwa isu konsesi tambang hanyalah "bunga-bunga di luar" yang menutupi persoalan inti yang lebih mendalam dan serius. Menurutnya, fokus seharusnya diarahkan pada upaya untuk mengidentifikasi dan menangani indikasi pengaruh asing yang berpotensi merusak integritas organisasi. Pernyataan ini sontak memicu perhatian luas, menyoroti kompleksitas dinamika internal PBNU.
Cholil Nafis secara eksplisit menyatakan bahwa indikasi penetrasi Zionis merupakan persoalan pokok yang harus diwaspadai dan ditangani secara serius oleh seluruh jajaran PBNU. Ia menggarisbawahi pentingnya menjaga kemurnian dan independensi organisasi dari segala bentuk pengaruh eksternal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Nahdlatul Ulama. Klaim ini bukan sekadar tudingan ringan, melainkan sinyalemen serius yang menuntut refleksi mendalam mengenai kerentanan organisasi terhadap agenda-agenda tersembunyi. NU, sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki posisi strategis dan pengaruh besar, sehingga menjadikannya target potensial bagi pihak-pihak yang ingin menyalahgunakan pengaruhnya. Pernyataan ini secara tidak langsung juga mengingatkan kembali akan komitmen NU terhadap isu kemerdekaan Palestina dan perlawanan terhadap penindasan.
Pernyataan Rais Syuriyah ini secara drastis mengalihkan fokus dari perdebatan mengenai konsesi tambang yang sebelumnya mendominasi pemberitaan. Polemik seputar konsesi tambang bagi organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan memang telah memicu beragam reaksi, baik dukungan maupun kritik tajam dari berbagai kalangan. Namun, Cholil Nafis menegaskan bahwa isu ini hanya merupakan manifestasi permukaan dari masalah yang jauh lebih fundamental dan strategis. Ia tampaknya berusaha untuk mengajak internal PBNU dan publik untuk melihat lebih jauh di balik hiruk-pikuk isu ekonomi tersebut. Menurutnya, pemahaman yang keliru terhadap akar masalah hanya akan mengaburkan upaya penyelesaian yang efektif dan berkelanjutan bagi organisasi.
Indikasi penetrasi Zionis yang disebut Cholil Nafis dapat diinterpretasikan sebagai upaya untuk memengaruhi kebijakan, narasi, atau bahkan arah perjuangan PBNU dari dalam. Penetrasi semacam itu bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari infiltrasi ideologis, penyebaran disinformasi, hingga upaya memecah belah persatuan internal melalui isu-isu kontroversial. Zionisme, sebagai ideologi politik yang mendukung pembentukan dan pengembangan negara Israel, seringkali dikaitkan dengan upaya-upaya untuk mengamankan kepentingannya di kancah internasional. Oleh karena itu, sinyalemen dari Rais Syuriyah ini menandakan adanya kekhawatiran serius bahwa ada pihak-pihak yang berupaya memanfaatkan celah atau konflik internal PBNU demi agenda tertentu. Upaya tersebut tentu berpotensi merongrong independensi dan moralitas PBNU sebagai garda terdepan umat.
Jika klaim Cholil Nafis terbukti benar, dampaknya terhadap stabilitas dan kredibilitas PBNU bisa sangat signifikan. Organisasi sebesar NU, dengan jutaan anggota dan jaringan luas, adalah pilar penting bagi keutuhan bangsa dan umat. Penetrasi dari ideologi asing, apalagi yang kontroversial seperti Zionisme, berpotensi menciptakan disorientasi dalam pengambilan keputusan dan mengikis kepercayaan publik. Hal ini juga dapat memecah belah internal pengurus dan anggota, serta mengganggu fokus PBNU dari misi utamanya dalam menjaga keharmonisan beragama dan berbangsa. Kewaspadaan terhadap potensi ancaman ini menjadi krusial untuk menjaga marwah dan keberlangsungan perjuangan Nahdlatul Ulama.
Sejarah mencatat Nahdlatul Ulama sebagai organisasi yang secara konsisten menyuarakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina dan menentang segala bentuk penjajahan serta penindasan. Sikap ini telah menjadi bagian integral dari identitas dan perjuangan NU di kancah global. Adanya indikasi penetrasi dari Zionis oleh karenanya menjadi sebuah ironi dan tantangan berat bagi PBNU untuk tetap teguh pada prinsip-prinsip dasarnya. Ini menegaskan bahwa perdebatan internal tidak hanya berkisar pada masalah pragmatis seperti ekonomi, melainkan juga menyangkut integritas ideologi dan komitmen moral organisasi. Kekhawatiran ini mencerminkan komitmen PBNU untuk melindungi diri dari pengaruh yang berlawanan dengan nilai-nilai perjuangannya.
Pernyataan Muhammad Cholil Nafis ini merupakan seruan keras bagi seluruh elemen di PBNU untuk melakukan introspeksi mendalam dan meningkatkan kewaspadaan internal. Mengidentifikasi dan menetralisir potensi penetrasi asing menjadi tugas krusial guna memastikan PBNU tetap menjadi organisasi yang independen dan berpegang teguh pada khittah perjuangannya. Kejelasan lebih lanjut mengenai indikasi yang dimaksud tentu diharapkan dapat segera disampaikan agar polemik tidak berkepanjangan dan dapat ditindaklanjuti dengan langkah konkret. Soliditas dan integritas PBNU akan sangat bergantung pada kemampuan jajaran pimpinan dalam merespons sinyalemen serius ini demi masa depan organisasi. Dengan demikian, PBNU dapat terus berperan aktif dalam menjaga kedaulatan moral bangsa.